Hati-hati dengan Sate Saat Idul Adha
Hari Raya Idul Adha identik dengan sate. Betul seperti itu? Bisa disebut seperti itu. Daging kurban, baik daging sapi atau kambing, saat itu dimiliki banyak keluarga. Dan masakan yang paling populer adalah dengan membikin sate. Makanya sore atau malam, atau beberapa hari kemudia, setelah Idul Adha, harum daging dibakar menyebar di udara, sampai jauh.
Tapi, sadarkah bahwa
para ilmuwan sejak beberapa tahun lalu mengabarkan hasil penelitiannya; makanan
yang dibakar itu membahayakan bagi kesehatan. Seperti dilansir kompas.com
(20-9-2015), dua jenis senyawa penyebab kanker bisa terbentuk selama pembakaran,
yaitu hidrokarbon polisiklik aromatic (PAH) dan amina heterosiklik (HCA). PAH
ditemukan di permukaan daging, termasuk sulit untuk menghilangkannya. HCA
apalagi karena ditemukan di dalam daging akibat pembakaran dengan suhu yang
tinggi.
Seperti dilansir
halosehat.com (30-4-2016), setidaknya ada dua penyakit yang rentan dengan
mengkonsumsi makanan dibakar ini, apalagi bila terlalu sering memakannya,
yaitu:
1. Memicu kanker. Mengkonsumsi PAH dan HCA
meningkatkan resiko terkena penyakit kanker saluran cerna bagian atas. Kanker
ini biasanya tumbuh dan berkembang di kerongkongan dan rongga mulut. Tapi
penelitian lain menemukan bahwa kanker lambung pun akan tumbuh dan berkembang
dengan sering mengkonsumsi makanan dibakar ini.
2. Meningkatkan asam lambung. Mengkonsumsi
makanan yang dibakar artinya memperberat kerja lambung. Ya, karena makanan yang
dibakar ini termasuk sulit dicerna. Asam lambung pun meningkat dalam proses
mencerna yang sulit ini. Tentu saja ini termasuk pantangan bagi yang mempunyai
penyakit maag.
Setelah tahu bahayanya,
tentu harus diusahakan cara menghindarinya dong. Seperti dilansir vemale.com
(23-8-2013), para ilmuwan menyarankan untuk memperhatikan beberapa hal untuk
meminimalkan akibat buruk dari makanan yang dibakar. Tips yang harus
diperhatikan itu adalah:
1. Memilih daging yang tidak berlemak.
Daging berlemak saat dibakar akan meneteskan lemak yang akhirnya membuat daging
terbakar. Saat daging terbakar itulah zat PAH dan HCA terbentuk.
2. Mengecilkan api. Api yang tidak terlalu
besar akan meminimalkan terbentuknya zat karsinogen yang berbahaya itu.
Lagipula, dengan api kecil daging atau apapun yang dibakar akan masak sampai ke
dalam.
3. Merendam daging dengan bumbu. The
American Institute for Carcer Research menyatakan bahwa merendam daging dengan
bumbu, setidaknya 30 menit, dapat mengurangi terbentuk zat karsinogen (zat yang
menyebabkan kanker). Memilih bumbu juga sebaiknya yang alami, karena bumbu
alami (seperti bumbu tradisional) dapat menurunkan kadar HCA di dalam daging.
4. Jangan membakar daging terlalu lama di
atas api dengan temperatur tinggi. Daging terbakar terlalu panas dan lama
berpeluang besar mengandung zat karsinogen yang banyak.
5. Iris daging lebih kecil seperti sate,
atau ikan dibagi beberapa potong. Maksudnya tentu saja agar tidak terlalu lama
dibakar.
6. Cari panggangan yang tidak langsung
bersentuhan dengan api. Panggangan yang lebih terhindar dari api meminimalkan
terbentuknya zat karsinogen.
Semoga bermanfaat. @@@
foto: tribunnews.com
0 Response to "Hati-hati dengan Sate Saat Idul Adha"
Posting Komentar