MANFAAT DAN AKIBAT "SI BAU SEDAP" JENGKOL
foto: sehat-bugar-cantik.blogspot.com
Hari-hari Idul Fitri selalu ditandai dengan
makanan yang khas. Ketupat, opor ayam, biasanya dibuat untuk hari pertama. Hari
berikutnya, bila ada saudara atau kenalan mengundang makan, biasanya makanan
khas seperti jengkol melengkap sambal pedas. Ya, jengkol dipercaya bisa
meningkatkan selera makan. Jangankan yang sudah terbiasa makan, yang tidak
biasa pun khusus pada-hari Raya Lebaran ini menikmatinya.
1.
Mencegah
Anemia. Kandungan zat besi di dalam jengkol sangat banyak. Sementara kekurang zat
besi bisa menyebabkan produksi sel darah merah berkurang. Suplai makanan ke
seluruh tubuh pun akan berkurang. Karenanya orang yang kekurangan zat besi akan
lemah-lesu dan terlihat tidak bergairah. Wanita yang sedang menstruasi
seringkali kekurangan zat besi karena banyaknya darah yang keluar. Karenanya dianjurkan
bagi wanita saat menstruasi untuk mengkonsumsi jengkol.
2.
Mencegah
Keropos Tulang. Jengkol juga kaya akan kalsium dan fosfor. Bila Anda merasa (atau terindikasi)
tulang keropos, makanlah jengkol. Karena Kalsium dan fosfor sangat dibutuhkan
oleh tulang.
3.
Membantu
Kelancaran Pencernaan. Jengkol termasuk makanan kaya serat. Serat inilah yang
memperlancar BAB. Tentu saja BAB yang lancar pencernaannya bagus.
4.
Mengatasi
Jantung Koroner. Zat mineral pada jengkol ternyata bisa memperlebar pembuluh
darah. Sementara penyempitan pembuluh darah mengakibatkan penyakit jantung.
Karena itu mengkonsumsi jengkol juga bisa disebutkan membantu mencegah jantung
koroner.
Tapi meski punya manfaat penting
seperti di atas, para penikmat jengkol, juga yang mencoba-cobanya, harus
hati-hati dengan efek-sampingnya. Efek makan jengkol tidak hanya baunya yang
menyengat di air urine. Tapi yang lebih ditakutkan adalah terjadinya jengkoleun atau jengkolan. Biasanya jengkoleun ini bisa terjadi bila terlalu
banyak mengkonsumsi jengkol.
Kompas.com (10-6-2017)
melansir bahwa bau mulut dan urine penikmat jengko disebabkan oleh asam amino.
Zat ini yang terkandung di dalam jengkol juga mengandung sulfur. Saat air urine
terbuang, zat asam amino ini menghasilkan zat jengkolat yang tersisa di dalam
ginjal. Zat jengkolat ini membentuk kristal-kristal yang bisa membahayakan.
Bila PH darah di dalam tubuh sedang tidak normal (PH di bawah 7), zat jengkolat
ini bisa membahayakan. Kristal-kristal di dalam ginjal bisa menyebabkan susah
buang air kecil. Saking sakitnya, penderitanya bisa harus dibawa ke rumah
sakit, lho. Kristal yang tersisa di dalam ginjal itu harus dikeluarkan dengan
dioperasi atau dilaser. Mengerikan juga, kan?
Itulah yang bisa terjadi bila
makan jengkol terlalu banyak. Jadi untuk pencegahan yang pertama, ya jangan
makan jengkol berlebihan. @@@
tersenyumsehat.blogspot.com ada untuk berbagi info-info kesehatan. Tentu saja blog ini butuh dukungan untuk terus menambah wawasan dan tulisan. Bila Anda mendukung kami, tolong KLIK SPONSOR yang ada di blog ini. Atau BELI PRODUK yang kami jual. Terima kasih atas perhatiannya.
tersenyumsehat.blogspot.com ada untuk berbagi info-info kesehatan. Tentu saja blog ini butuh dukungan untuk terus menambah wawasan dan tulisan. Bila Anda mendukung kami, tolong KLIK SPONSOR yang ada di blog ini. Atau BELI PRODUK yang kami jual. Terima kasih atas perhatiannya.
Jengkol ini memang termasuk makanan favorit, apalagi kalau disemur , bisa langsung diserbu hahaha.
BalasHapusHanya saya sampai saat ini tidak pernah makan jengkol, Mbak Lina. Kata orang lebih enak daripada kentang, ya?
Ada teman Bapak saya. kalau datang ke rumah, bikin was-was. kenapa? Soalnya selalu numpang ke kamar mandi. Dan... selalu bau jengkol hahaha...
Terima kasih kunjungannya Mas Bambang. Tapi bila ingin menulis cerpen tentang jengkol, sepertinya harus mencicipinya haha....
BalasHapus